BIDANG PERTANIAN DAN AGRONOMI

0 Comments »
  Kondisi alam Boyolali dan potensi pendukung lainnya memberi peluang bagi pengembangan pertanian, kehutanan, kerajinan dan pariwisata. Potensi pertanian pertanian Boyolali meliputi tanaman pangan, palawija dan holtikultura. Sentra produksi jagung hibribada meliputi areal 24.869 hektar yang tersebar di kecamatan Kecamatan Musuk, Boyolali, Mojosongo, Klego, Kemusu, Wonosegoro, Ampel dan Teras, dengan total produksi per tahun 113.479 ton. Jagung dari daerah ini dipasarkan ke berbagai daerah di Jawa tengah untuk kepentingan konsumsi jagung segar dan bahan pakan ternak. Budidaya pepaya dikembangkan di Kecamatan Mojosongo, Teras, Boyolali, Musuk dan Ampel. Produksi 12.276,7 ton per tahun dari sekitar 658.848 batang pohon. Pemasaran buah ini ke berbagai daerah di Jawa tengah dan Jakarta. Selain untuk konsumsi buah segar, pepaya juga menjadi bahan baku industri saos, asinan dan sari buah. Produksi padi Boyolali mencapai 207.312 ton per tahun pada areal 37.194 hektar yang tersebar di Kecamatan Nogosari, Andong, Karanggede, Banyudono dan Ngemplak Selain dikonsumsi lokal, padi juga dipasarkan ke berbagai daerah untuk kepentingan industri pangan. Setiap tahun Boyolali menghasilkan ubi kayu atau singkong 197.969 ton dari areal 8.600 hektar. Daerah yang menghasilkan meliputi Kecamatan Wonosegoro, Klego, Simo, Nogosari, Sambi, Andong, Mojosongo, Karanggede, Musuk dan Kemusu. Singkong dimanfaarkan untuk bahan makanan ringan dan bahan pakan ternak. Budidaya asparagus dan rebung berkembangan di Kecamatan Teras dan Mojosongo pada areal 15,4 hektar. Produksi asparagus 46,8 dan rebung 19,8 ton per tahun. Kedua komoditi ini untuk memenuhi permintaan ekspor dan industri makanan olahan. Produksi tembakau rajangan di Kecamatan Mojosongo, Banyudono, Musuk, Selo, Cepogo, Ampel, Teras dan Sawit . Produksi 4.178.543 ton/tahun meliputi areal 5.369,35 hektar. Manfaat: bahan baku industri rokok. Pemasaran: ke wilayah Jateng dan Jatim. Tembakau asapan dihasilkan di Kecamatan Mojosongo, Banyudono, teras, Ampel dan Sawit. Produksi 1.760,79 ton per tahun dengan areal seluas 2.635 hektar. Manfaat: Bahan baku industri rokok. Pemasaran di wilayah Jateng dan Jatim. Industri pengolahan the wangi. Lokasi di Kecamatan Ampel, Selo dan Cepogo Potensi: Produksi 191,63 kg/tahun pada areal 27,88 hektar Kegunaan: bahan baku pengolahan the wangi. Budidaya tanaman jarak dan Industri pengolahan minyak jarak. Lokasi di Kecamatan Klego, Andong, Kemusu, Juwangi, Wonosegoro dan Nogosari. Potensi areal: 10.409 hektar Kegunaan: bahan baku industri minyak jarak. Kopi Arabika dihasilkan di Kecamatan Selo, Cepogo, Ampel dan Musuk. Potensi: Produksi 172,790 ton per tahun pada areal 234 hektar. Kegunaan: memenuhi kebutuhan pasar ekspor dan bahan baku industri kopi bubuk/instant. Produksi jahe di Kecamatan Ampel, Musuk, Cepogo, Boyolali dan Selo Potensi produksi 4.363,170 ton per tahun pada areal 611,85 hektar. Sedangkan kencur dihasilkan di Kecamatan Simo, Andong, Klego, Sambi dan Nogosari Potensi produksi 5.670,290 ton per tahun pada areal 490,95 hektar. Kedua komoditi ini untuk kepentingan industri jamu dan minuman tradisional. Bunga kenanga dan melati dibudidayakan di Kecamatan Banyudono, Mojosongo, Teras dan Sawit . Produksi bunga kenanga 113,63 ton per tahun dan lahan tanaman melati 468 hektar. Bunga kenanga dan mawar disuling untuk menghasilkan minyak atsiri sebagai bahan baku minyak wangi dan kosmetik. Budidaya sapi perah di kecamatan Cepogo, Boyolali, Musuk, Mojosongo, Selo dan Ampel. Produksi susu 30.561.853 liter per tahun, populasi ternak 59.193 ekor. Sapi potong dibudidayakan di hampir semua kecamatan. Produksi daging 6.767.755 kg per tahun dari populasi ternak 87.725 ekor

KERAJINAN TEMBAGA Desa Tumang Kec. cepogo

0 Comments »
Kerajinan tembaga yang merupakan salah satu hasil karya masyarakat Tumang adalah karya seni yang sudah berkembang menjadi Home industri sebagai penopang perekonomian masyarakat. 
Di desa Tumang ada 9 pemilik usaha kerajinan tembaga yang tergabung dalam Kelompok Pengrajin Tembaga. 
Jenis usaha di kelompok tersebut cor Tembaga ada 2 perajin, alat rumah tangga ada 7 perajin. Hasil dari industri ini baru dipasarkan di tingkat Jawa Tengah. Total omset perbulan dari Kelompok Perajin Tembaga rata-rata sebesar Rp. 36.000.000,-. 
Pada awalnya semua perajin di desa Tumang memproduksi jenis peralatan tumah tangga dari tembaga (misalnya : dandang, ceret, kwali dll), namun pada perkembangannya mulai tahun 1980 muncul inovasi baru, sebagian perajin mencoba merintis kerajinan seni ukir tembaga yang jenis produksinya tidak lagi berupa peralatan rumah tangga namun berupa perlengkapan dan assesoris perumahan seperti pot bunga, guci, lampu duduk, lampu gantung, kaligrafi, hiasan dinding dan masih banyak jenis lain yang biasanya menyesuaikan permintaan konsumen. 
Kerajinan ukir tembaga ini justru merupakan Kelompok Industri yang banyak ditekuni masyarakat Tumang, ada 44 perajin yang menekuni industri ini dengan omset total rata-rata perbulan sebesar Rp.1.988.000.000,00. 
Hasil dari industri ini sudah merabah sampai manca negara diantaranya Amerika serikat,Australia, Jepang Philipina, Inggris. Produksi 400.000 buah/tahun berupa- asbak, paidon, vas bunga, lampu gantung, kendi, bokor, kap lampu, ornament arsitektur, perlengkapan rumah tangga, jumha pengusaha 360 unit usaha. Manfaat: sebagai alat perlengkapan rumah tangga, cinderamata, ornament seni arsitektur dll.


SELO TOURISM OBJECT

1 Comments »

Terletak 25 km dari Kota Boyolali kearah barat.
Obyek Wisata Gunung Merapi salah satu gunung yang teraktif di dunia,selain itu pemandangan alamnya sangat indah serta panorama alam masih asli.
Bagi pecinta alam yang senang berpetualang merupakan jalur terpendek untuk mencapai puncak gunung Merapi 4 jam dan untuk mencapai puncak gunung Merbabu 8 jam.
Dengan mendaki puncak Merapi para pendaki dapat melihat matahari terbit "Sun Rise."
Setiap malam 1 Suro diadakan Upacara Tradisional Sedekah Gunung sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Lonjakan wisata pendakian pada menjelang tgl 1 Suro, Tahun Baru, 17 Agustus (Pengibaran Bendera Merah Putih di Puncak Merapi).
FASILITAS / FACILITIES :
1.TIC (Tourism Information Centre) Joglo Merapi I
2.Home Theatre New Selo.
3.Wall Climbing
4.Lap. Tenis
5.Gedung Diklat.
6.Bungalow Terseyum.
7.Home Stay.
8.Warung Makan / Makanan Khas Selo
9.Souvenir.

PEMANDIAN UMBUL TLATAR

1 Comments »
Terletak di Dukuh Tlatar Desa Kebonbimo Kec Boyolali dengan jarak tempuh dari kota kira-kira 4 km kearah utara.
Nuansa pesona alam terhampar dengan latar belakang Budaya Desa dan air yang melimpah, aroma kelezatan masakan ikan air tawar yang disajikan baik secara goreng maupun bakar sambil memancing dan duduk santai sungguh merupakan rekreasi menyegarkan di Obyek Wisata Tlatar.
Pemandian ini adalah pemandian untuk keluarga. Setiap dua hari menjelang bulan Puasa diadakan even Padusan.Upacara Padusan ini juga diselenggarakan di Umbul Pengging dan Pantaran. Acara ini bertujuan untuk mensucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa.

Ada 2 buah pemandian (two pools for bathing), yaitu :
1.Pemandian Umbul Pengilon
2.Pemandian Umbul Asem

FASILITAS (FACILITIES) :
1.Rumah Makan Lesehan. / Traditional Restaurant.
2.Pemancingan / Fishing Sites.
4.Kios Cenderamata / Souvenir Store.
5.Kolam Renang Anak dan Dewasa/ (Two bathing sites for kids and matures).

6.Taman Wisata Air / Water Park.
7.Lapangan Woodball / Woodball courts
8.Panggung hiburan setiap menjelang bulan Puasa.

SEKILAS TENTANG BOYOLALI

0 Comments »

Kabupaten Boyolali sebagai salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak aantara 110o 22 ‘ – 110o 50’ Bujur Timur dan 7o 36’ – 7o 71’ Lintang Selatan, dengan ketinggian antara 75 sd 1.500 meter dari permukaan laut dan memiliki jarak bentang: - Barat – Timur : 48 KM - Utara – Selatan : 54 Km. 
Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Kabupaten Boyolali adalah: 
Sebelah Utara : Kab. Grobogan dan Kab. Semarang.
Sebelah Timur : Kab. Karanganyar, Kab. Sragen dan Kab. Sukoharjo.
Sebelah Selatan : Kab. Klaten dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 
Sebelah Barat : Kab. Magelang dan Kab. Semarang. 
Secara administratif Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 Kecamatan yang terbagi menjadi 262 desa dan 5 kelurahan. Dari seluruh desa dan kelurahan yang ada, 224 desa/kelurahan merupakan desa yang berada di dataran rendah atau sekitar 83 persen dari seluruh desa/kelurahan dan selebihnya merupakan desa di dataran tinggi.
Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah sebesar 101.510,1 hektar yang terdiri dari 22.119 ha (21,79%) lahan sawah dan 79.371,1 ha (78,21%) bukan lahan sawah. 
Ditinjau dari sisi penggunaan lahan, luas lahan sawah terbesar berpengairan teknis (23,98%), lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana, tadah hujan dan lain-lain. Sedangkan lahan kering yang digunakan untuk bangunan/pekarangan sebesar 25.023,2 ha (31,52%), tegal/kebun/lading/huma sebesar 30.608,9 ha (38,55%), hutan Negara seluas 14.454,7 ha (18,21%) dan selebihnaya dipergunakan untuk padang gembala, tambak/kolam dan lainnya yang mencapai 11,72% dari total bukan lahan sawah 

 


Visi dan Misi

0 Comments »
VISI
Visi Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategi Daerah Kabupaten Boyolali ditetapkan sebagai berikut:
“TERWUJUDNYA MASYARAKAT BOYOLALI YANG SEJAHTERA LAHIR BATIN, MANDIRI, DAN BERDAYA SAING BERBASIS PADA PERTANIAN, INDUSTRI DAN PARIWISATA”
Untuk mewujudkan visi Kabupaten Boyolali ke depan dan dalam rangka merealisasikan otonomi daerah, dirumuskan MISI sebagai berikut:
MISI
1.Peningkatan kualitas sumber daya manusia agar lebih menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu berkompetisi dan profesional.
2.Pemberdayaan masyarakat dalam rangka membentuk manusia yang berbudi luhur, disiplin, mandiri, kreatif, produktif dan demokratis
3.Pengembangan industri kecil dan menengah yang berbahan baku local, berpotensi menyerap tenaga kerja, dan memberi nilai tambah serta didukung dengan pengembangan teknologi tepat guna.
4.Pengembangan sector pertanian melalui diversifikasi dan intensifikasi untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
5.Pengembangan pariwisata dan pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku utama bisnis pariwisata.
6.Meningkatkan kerjasama pariwisata wilayah Solo, Selo dan Borobudur.
7.Membangun system pemerintahan yang bersih dan baik serta berorientasi pada pelayanan publik.
8.Membangun sarana dan prasarana publik yang mendukung kelancaran perekonomian, pemerataan pembangunan dan memperlancar pelayanan publik.
9.Memperluas jaringan kerjasama dalam pembangunan dengan prinsip saling menguntungkan, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
10.Mengembangkan system ketentraman dan ketertiban yang semakin memperkuat prakarsa, peran serta dan tangunggjawab masyarakat.


Lambang dan Arti

0 Comments »

Lambang dan Arti  
Lambang Daerah Kabupaten Boyolali ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1968. tanggal 17 Juni 1968.
PENJELASAN LAMBANG DAERAH
WARNA:
Lambang Daerah Kabupaten Boyolali memakai lima warna yakni: hijau, putih, kuning, hitam dan merah. Paduan warna-warna itu berarti: Bahwa kemakmuran, keadilan, kewibawaan yang diridloi Tuhan Yang Maha Esa adalah selalu diperjuangkan oleh rakyat Boyolali dengan penuh keberanian, kesucian dan cinta kasih, menuju kebahagiaan yang abadi.
GAMBAR:
Perisai berbentuk bulat telur tegak dalam kebudayaan asli Indonesia melambangkan jiwa kesatria atau pahlawan untuk mempertahankan diri dalam perjuangan dan memberi perlindungan.
Mata rantai yang berkait-kaitan satu sama lain merupakan lingkaran yang tidak terputus, melambangkan silsilah keturunan manusia yang turun-temurun. Sedang jumlah mata rantai 45 melambangkan persatuan yang berlandaskan jiwa dan semangat UUD Tahun 1945.
Bintang bersudut lima berwarna kuning emas disebut Nur Illahi melambangkan kepercayaan Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.
Pada bidang atas dilukiskan Maha Mer berujud gunung kembar Meru-Api (Merapi) dan Meru-Babu (Merbabu) adalah menunjukkan letak geografis Daerah Kabupaten Boyolali dan melambangkan keagungan serta kebesaran jiwa warga daerahnya.
Daun tembakau dari jenis yang terkenal, setongkol jagung dan kepala lembu perah, merupakan hasil utama pertanian dan peternakan di daerah Kabupaten Boyolali, serta mewujudkan surya sangkala terbentuknya Kabupaten Boyolali tahun 1847 yang berbunyi “Kaswareng weh madya tunggal”.
Bambu runcing berdiri tegak dengan pangkasan ke depan dan beruas lima, melambangkan senjata utama dan sifat keberanian rakyat dalam kebenaran dengan secara terbuka serta tulus ikhlas berdasarkan Pancasila.
Pengapit perisai menggambarkan dua hajat hidup manusia yang disebut dalam himne ialah sandang dan pangan yang dilukiskan dalam bentuk 17 buah kapas, 8 helai daun kapas, 19 butir padi 4batang jerami dan 5 helai daun padi yang keseluruhannya menyatakan hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sasanti Kata ditulis dengan huruf latin berwarna merah diatas pita putih dalam bahasa Jawa yang bernunyi “BOYA-LALI”. Boya berarti tidak, lali berarti lupa.
Sesanti kata Boyolali mengandung maksud bahwa para pelaku pemerintahan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya selalu waspada, demikian juga rakyat selalu patuh, taat dan penuh kewaspadaan dalam melaksanakan kewajibannya. Sedangkan Boyolali adalah nama daerah kabupaten Boyolali.
Lambang dilukiskan di atas daun Lambang yang berbentuk perisai bersudut lima berwarna coklat muda kekuning-kuningan berpelisir merah-putih dengan arti:
- Daun Lambang bersudut lima berbentuk paku adalah stylering dari lingga yang melambangkan kekuasaan yang teguh dan kehidupan manusia.
- Warna coklat muda adalah warna batugilang (batu bercahaya), ialah batu tempat duduk penguasa Negara pada waktu memberi keadilan dan mengatur kemakmuran bagi rakyat.
- Pelisir merah dan putih melambangkan keberanian dan kesucian.